Selasa, 23 Januari 2018

PERINSIP BELAJAR KOGNITIF



PERINSIP BELAJAR KOGNITIF

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah

Komunikasi pembelajaran

Dosen Pengampu: Jumairi Ismanto, M.Pd






                                             

Oleh :
Hanipah Nurhasanah
NPM : 15210045



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
AL-MUSADDADIYAH GARUT 2017
Jl. Mayor Syamsu No. 2 Tlp. (0262) 232334 Fax. ( 0262) 242017



BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Belajar adalah suatu proses perubahan prilaku yang muncul karena pengalaman. Belajar bukan hanya meningkatkan tetapi lebih luas dari pada  itu, yakni mengalami, hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan, kegiatan belajar dapat di hayati (dialami) oleh orang yang sedang belajar dan juga dapat diamati oleh orang lain.
Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi srangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa. Untuk menciptakan dan menghasilkan kegiatan belajar dan pembelajaran yang berprestatif dan menyenangkan, perlu di ketahui berbagai landasan yakni prinsip-prinsp maupun teori belajar.
Prinsip belajar adalah landasan berpikir, landasa berpijak dan sumber motifasi agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik.
Prinsip ini dijadikan sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa maupun bagi guru dalam upaya mencapai hasil yang diinginkan.



A.    RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas maka dapat disimpulkan beberapa poin rumusan masalah diantaranya, yaitu:
1.      Apa yang dimaksud dengan prinsip belajar?
2.      Bagaimanakah implementasi belajar kognitif?
3.      Apa saja tahapan-tahapan dalam belajar?
4.      Apa saja model-model pengajaran?
B.     TUJUAN MASALAH
1.   Untuk  Mengetahui prinsip belajar.
2.   Untuk Mengetahui implementasi belajar kognitif.
3.   Untuk Mengetahui tahapan-tahapan dalam belajar.
4.   Untuk Mengetahui model-model pengajaran.











BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Prinsip Belajar
            Prinsip Belajar adalah suatu hubungan yang terjadi antara peserta didik dengan pendidik agar siswa mendapat motivasi belajar yang berguna bagi dirinya sendiri. Dan juga, prinsip belajar dapat digunakan sebagai landasan berfikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi agar Proses Belajar dan Pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dan peserta didik.
      Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan atau penguatan, serta perbedaan individual. (Dimyati dan Mudjiono, 2002:42)
1.      Perhatian dan Motivasi
Perhatian terhadap belajar akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Motivasi mempunya peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi mempunyai kaitan erat dengan minat.
2.      Keaktifan
Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Mulai dari kegiatan fisik yang berupa membaca, menulis, mendengarkan, berlatih ketermapilan hingga kegiatan psikis seperti memecahkan masalah, menyimpulkan hasil percobaan, membandingkan satu konsep dengan konsep yang lain, dan sebagainya.
3.      Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh Jhon Dewey dengan “learning by doing”-nya. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan oleh siswa secara aktif, baik individual amupun kelompok dengan cara memecahkan masalah. Guru bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing.
4.      Pengulangan
Thorndike mengemukakan bahwa belajar adalah pembentukkan antara stimulus dan respon, dan pengulangan terhadap pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respon benar.
5.      Tantangan
Teori Medan dati Kurt Lewin mengemukakan bahawa siswa dalam situasi belajar barada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu, yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut.
6.      Balikan dan Penguatan
Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik akan merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya, siswa belajar dengan sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operant conditioning atau penguatan positif.
7.      Perbedaan Individual
Perbedaan individual berpengaruh terhadap cara dan hasil belajar siswa. Karenanya, perbedaan individual perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran.
B.     Implementasi Belajar Kognitif
Dalam proses belajar mengajar diperlukan cara yang tepat untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Berikut adalah aplikasi teori belajar kognitif menurut teori gestalt dalam proses pembelajaran:
a.       Pengalaman tilikan (insight); Tilikan bisa disebut juga pemahaman mengamati. Dalam proses belajar, hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu mengenal keterkaitan unsur-unsur suatu objek atau peristiwa.
b.      Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); dalam hal ini unsur-unsur yang bermakna akan sangat menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Hal ini akan sangat bermanfaat dan membantu peserta dalam menangani suatu masalah. Jadi, hal-hal yang dipelajari para peserta didik hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis dengan proses kehidupannya.
c.       Perilaku bertujuan (pusposive behavior);suatu perilaku akan terarah pada tujuan. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika para peserta didik mengerti tujuan yang ingin dicapainya. Jadi, hendaknya para guru membantu para peserta didik untuk memahami arah dan tujuannya.
d.      Prinsip ruang hidup (life space); perilaku individu memiliki hubungan dengan tempat dan lingkungan dia berada. Jadi, materi yang diajarkan harusnya berhubungan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan individu.
e.       Transfer dalam belajar; yaitu proses pemindahan pola tingkah laku dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian objek dari satu konfigurasi ke konfigurasi lain dalam tata susunan yang tepat. Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah pada situasi lain.
C.    Tahapan Belajar
a.       Menurut Jerome S. Bruner
Menurut Burner, salah seorang penentang teori S-R Bond yang terbilang vokal (Barlow, 1985), dalam proses pembelajaran siswa menempuh tiga episode/ tahap, yaitu: 1) tahap informasi (tahap penerimaan materi); 2) tahap transformasi (tahap pengubahan materi); 3) tahap evaluasi (tahap penialain meteri).
b.       Menurut Arno F Wittig
Menurut Wittig (1981) dalam bukunya Psychology of learning, setiap proses belajar selalu berlangsung dalam tiga tahapan yaitu: 1) acquisition (tahap perolehan/penerimaan informasi); 2) storage (tahap penyimpanan informasi); 3) retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi) Pada tingkatan acquisition seorang siswa mulai menerima informasi sebagai stimulus dan melakukan respons terhadapnya, sehingga menimbulkan pemahaman dan perilaku baru. Pada tahap ini terjadi pila asimilasi antara pemahaman dengan perilaku baru dalam keseluruhan perilakunya.
D.    Model- Model Pengajaran
1)   Model Ekspositori
Metode ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach) (Wina Sanjaya, 2008:179). Dikatakan demikian, sebab guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui metode ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama metode ini adalah kemampuan akademik siswa (academic achievement student).
2)   Model Pemerosesan Informasi
Model ini berlandaskan teori belajar kognitif, yang dimana berorientasi pada kemampuan siswa memproses informasi dan sistem-sistem yang dapat memperbaiki kemampuannya. Menurut Oemar Hamalik (2011: 128-129) Pemrosesan informasi tersebut merujuk bagaimana cara-cara atau menerima informasi stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep-konsep, serta menggunakan simbol-simbol verbal dan non verbal. Kemudian menurut Syaiful sagala (2012,74) informasi yang diberikan dalam bentuk energy fisik tertentu (sinar untuk bahan tertulis, bunyi untuk bahan ucapan, tekanan untuk sentuhan, dll) diterima oleh reseptor yang peka terhadap tanda dalam bentuk-bentuk tertentu. Pada model ini, mengutamakan bagaimana membantu siswa agar mampu berpikir produktif, memecahkan masalah dengan kemampuan intelektual yang telah dimiliki oleh peserta didik
3)   Model inkuiri
model pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran penemuan. Siswa akan dituntut untuk menemukan serta mencari jawaban atas suatu permasalahan yang tentunya dilakukan dengan cara sistematis, logis dan kritis dan dianalisis dengan perhitungan yang matang. Menyimak ulasana tersebut, model pembelajaran inkuiri jelas akan lebih menjadikan siswa untuk selalu terlibat dan banyak berdiskusi dalam penerapannya. Guru disini hanya menjadi seorang fasilitator selebihnya murid yang lebih berperan. Berkenaan dengan model pembelajaran inkuiri, ada 2 macam jenis model ini yaitu model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran inkuiri terikat
4)   Model Projek
Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning = PBL) adalah metoda pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PBL) yang adalah model atau metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyekdirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya.

Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PBL), proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PjBLmerupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik










BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1)   Prinsip Belajar adalah suatu hubungan yang terjadi antara peserta didik dengan pendidik agar siswa mendapat motivasi belajar yang berguna bagi dirinya sendiri. Dan juga, prinsip belajar dapat digunakan sebagai landasan berfikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi agar Proses Belajar dan Pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dan peserta didik.
2)   Implementasi belajar kognitif, pengalaman tilikan (insight), Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); Perilaku bertujuan (pusposive behavior); Prinsip ruang hidup (life space); Transfer dalam belajar.
3)   Tahapan- tahapan proses belajar
a.    Menurut Jerome S. Bruner
1)tahap informasi (tahap penerimaan materi); 2) tahap transformasi (tahap pengubahan materi); 3) tahap evaluasi (tahap penialain meteri).
b.      Menurut Arno F Wittig
1)acquisition (tahap perolehan/penerimaan informasi); 2) storage (tahap penyimpanan informasi); 3) retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi) Pada tingkatan acquisition seorang siswa mulai menerima informasi sebagai stimulus dan melakukan respons terhadapnya, sehingga menimbulkan pemahaman dan perilaku baru.
4). Model- Model Pembelajaran
1)   Model Ekspositori
2)   Model Pemerosesan Maklumat
3)   Model inkuiri
4)   Model Projek
B.     Saran
            Sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran Aqidah Aklak penulis para pembaca makalah inidapat berkontribusi memberikan saran dan pendapatnya untuk memperbaiki agar lebih baik kedepannya.
C.    Rekomendasi
Adapun rekomendasi yang perlu penulis sampaikan kepada pihak-pihak terkait, berdasarkan hasil makalah yang penulis buat, adalah sebagai berikut:
1.        Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Musaddadiyah Garut, sebagai lembaga pendidikan Islam, maka dipandang perlu dalam memberikan pengarahan dan pembelajaran khusus mengenai pendidikan nilai, karena masalah dekadensi moral yang semakin marak. Sehingga dapat menjadi bekal yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa.
2.        Lembaga pendidikan non formal seperti pesantren, sebagai lembaga pendidikan Islam non formal, maka dipandang perlu melakukan pengkajian mengenai pembelajaran Komunikasi Pembelajaran.















DAFTAR PUSTAKA
http://ainamulyana.blogspot.com/2016/06/model-pembelajaran-berbasis-proyek.html




 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar