Laporan Hasil Observasi Bimbingan Konseling
PERAN GURU PAI (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM) MELALUI LAYANAN BIMBINGAN UNTUK
MENINGKATKAN PEMBELAJAR AL-QUR’AN HADIST
Hanipah Nurhasanah
(15210045)
Mahasiswa
Pendidikan Agama Islam STAI
Al-Musaddadiyah Garut.
ABSTRAK
Abstrak
___________________________________________________________________ Peran guru
PAI dalam proses kegiatan belajar mengajar sangat beragam selain tanggung jawab
yang besar sebagai guru, guru PAI harus mampuh memberikan makna dalam proses
KBM kepada siswa dalam hal ini guru Pai pun bertugas melayani bimbingan belajar
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran Al- Qur’an Hadist yang
menjadi sumber rujukan utama tugas seorang Guru PAI. Hal ini dituangkan dalam
judul observasi pada rumusan masalah. 1) Bagaiman peran guru PAI dalam proses
layanan bimbingan belajar pada pembelajaran Al- Qur’an Hadist? 2). Bagaimana
proses layanan bimbingan pembelajaran Al- Qur’an Hadist yang dilakukan Guru
PAI? 3). Bagaimana Peran guru PAI melalui layanan bimbingan untuk meningkatkan
pembelajaran Al-Qur’an Hadist. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran
Guru Pai Melalui Layanan Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Pembelajaran Al-
Qur’an Hadist. Dalam
pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode deskriftif, untuk hasil teoritis
diupayakan berdasarkan studi kepustakaan dan data empirik digunakan teknik
pengumpulan berupa wawancara. Hasil Penelitian peran guru PAI melalui layanan
bimbingan untuk meningkatkan pembelajaran Al-Qur’an Hadist yaitu melalui
bimbingan belajar privat yang dilakukan oleh guru PAI sebagai mentor
menggunakan metode Tahsin. Dalam pelaksanaannya mentor memprogramkan proses
bimbingan belajar sebagai berikur; 1). Menetapkan metode sesuai potensi siswa,
2). Menggunakan sumber belajar metode tahsin, 3). Evalusi. Produk yang
dihasilkan dari bimbingan belajar ini adalah memudahkan guru PAI untuk
menyampaikan pembelajaran Al- Qur’an Hadist di kelas. Berdasarkan hasil tersebut, maka Peran
Guru Pai Melalui Layanan Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Pembelajaran Al-
Qur’an Hadist yang dihasilkan dari penelitian ini layak untuk diimplementasika
oleh guru PAI.
Hanipah
Nurhasanah/ Laporan Hasil Observasi Bimbingan Konseling 11 (1) (2018(
PENDAHULUAN
Dalam UU
Sisdiknas No.20 Tahun 2003 pasal 39, disebutkan : Pendidik adalah tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Dalam
pendidikan formal maunpun non farmal salah satu faktor utama yang menentukan
mutu pendidikan adalah guru. Gurulah yang berada digarda depan dalam
menciptakan kualitas sumber daya manusia. Guru berhadapan langsung dengan anak
didiknya dikelas melalui proses belajar mengajar. Ditangan gurulah akan
dihasilkan peserta didik yang berkualitas, baik secara akademik, skill
(keahlian), kematangan emosional, dan moral serta spriritual.
Guru dituntut tidak hanya sekedar mengajar, tetapi juga mendidik. Sebab kalau hanya mengajar cenderung mendidik peserta didik untuk menjadi orang yang pandai dalam ilmu pengetahuan saja tetapi jiwa dan wataknya tidak dibangun dan dibina, sedangkan mendidik adalah kegiatan yang menitik beratkan pada transfer of value yaitu memindahkan sejumlah nilai kepada anak didiknya. Sehingga anak tidak hanya pandai dalam ilmu pengetahuan tetapi juga mempuanyai watak dan kepribadian. Gurupun pada hakikatnya bertugas memberikan layanan bimbingan belajar terhadap peserta didiknya untuk semakin melejitkan potenssi yang dimiliki peserta didik tersebut.
Guru dituntut tidak hanya sekedar mengajar, tetapi juga mendidik. Sebab kalau hanya mengajar cenderung mendidik peserta didik untuk menjadi orang yang pandai dalam ilmu pengetahuan saja tetapi jiwa dan wataknya tidak dibangun dan dibina, sedangkan mendidik adalah kegiatan yang menitik beratkan pada transfer of value yaitu memindahkan sejumlah nilai kepada anak didiknya. Sehingga anak tidak hanya pandai dalam ilmu pengetahuan tetapi juga mempuanyai watak dan kepribadian. Gurupun pada hakikatnya bertugas memberikan layanan bimbingan belajar terhadap peserta didiknya untuk semakin melejitkan potenssi yang dimiliki peserta didik tersebut.
Berdasarkan
uraian diatas, pendidik dituntut memiliki skill dan tanggung jawab agar apa
yang disampaikan dalam setiap materi ajarnya memiliki makna terlebih bagi guru
PAI (Pendidikan Agamaa Islam), agar tujuan dan amanah undang - undang yang
bertujuan peserta didik memiliki watak dan kepribadian berdasarkan perspektif
agama islam, dalam hal ini penting bagi seorang guru untuk membantu mendidik
dan mengajarkan terhadap peserta didikna terhadap agamanya dengan mempelajari Al-
qur’an dan Hadist.
TINJAUAN PUSTAKA
Peran Guru PAI (Pendidikan Agama Islam)
Peranan guru
sebagai pendidik professional sesungguhnya sangat kompleks, tidak terbatas pada
saat berlangsungnya interaktif edukatif di kelas tetapi juga diluar kelas.
Dalam kaitanya dengan peran guru dalam konteks pembelajaran James B. Broww berpendapat peran guru itu meliputi menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan, mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa.
Peran guru PAI dalam kontek kurikulum yang berbasis pada sekolah paling tidak meliputi : 1) mengembangkan kurikulum, 2) menyusun rencana pembelajaran, 3) melaksanakan proses pembelajaran, 4) mengadakan evaluasi pembelajaran, 5) mengadakan analisis pembelajaran.
Bagi guru pendidikan agama islam (PAI) tugas dan kewajiban sebagaimana yang dikemukakan diatas merupakan amanat yang diterima oleh guru atas dasar pilihannya untuk memangku jabatan guru. Amanat tersebut wajib dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Alah SWT menjelaskan dalam (Al Qur’an Surat An Nisa’, 4 : 58).
Dalam kaitanya dengan peran guru dalam konteks pembelajaran James B. Broww berpendapat peran guru itu meliputi menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan, mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa.
Peran guru PAI dalam kontek kurikulum yang berbasis pada sekolah paling tidak meliputi : 1) mengembangkan kurikulum, 2) menyusun rencana pembelajaran, 3) melaksanakan proses pembelajaran, 4) mengadakan evaluasi pembelajaran, 5) mengadakan analisis pembelajaran.
Bagi guru pendidikan agama islam (PAI) tugas dan kewajiban sebagaimana yang dikemukakan diatas merupakan amanat yang diterima oleh guru atas dasar pilihannya untuk memangku jabatan guru. Amanat tersebut wajib dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Alah SWT menjelaskan dalam (Al Qur’an Surat An Nisa’, 4 : 58).
Layanan Bimbingan Belajar AL- Qur’an Hadist
Matapelajaran Al Quran hadist adalah salah satu matapelajaran PAI
yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis huruf Arab serta hafalan
surat-surat pendek yang terkandung di dalam Al Quran dan hadist dengan benar
dan tartil (sesuai dengan mahroj dan tajwidnya). Pengenalan arti atau makna
secera sederhana dari surat-surat pendek untuk diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan.
Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar
(Learning Difficulty) adalah suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang
dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan. Kondisi
yang demikian umumnya disebabkan oleh faktor biologis atau fisiologis, terutama
berkenaan dengan kelainan fungsi otak yang lazim disebut sebagai kesulitan
dalam belajar spesifik, serta faktor psikologis yaitu kesulitan belajar yang
berkenaan dengan rendahnya motivasi dan minat belajar.
METODE
PENELITIAN
Jenis
dan Pendekatan Penelitian
Pada Laporan Observasi ini peneliti
menggunakan Penelitian secara langsung ( tatap muka dengan subjek ) yang
dianggap lebih detail dalam melaporkan layanan. Adapun layanan
yang digunakan pada
penelitian ini adalah
layanan bimbingan belajar yang
dilakukan oleh guru PAI untuk meningkatkan pembelajaran Al- Qur’an Hadist..
Setting
Penelitian
Rencananya tahap persiapan hingga
pelaporan hasil pengembangan akan
dilakukan selama satu bulan, yakni mulai bulan Desember 2017 sampai
bulan Januari 2018 .Tahap persiapan
akan dilaksanakan pada tanggal dan
tanggal Desember 2017, tahap pelaksanaan
dimulai tanggal sampai Desember 2017,tahap analisis data dimulai pada
awal bulan Januari,dan yang terakhir yaitu penyusunan laporan akan dilaksanakan
pada pertengahan bulan Januari.
Sedangkan dalam penelitian ini penulis
mengambil lokasi di Madrasah
Diniyah Takmiliyah Al- Marsal dan Rumah.
Subyek
Penelitian
Subyek penelitian
ini adalah siswa
kelas IV SD yang berjumlah
2 orang siswa perempuan sebagai
berikut:
1.
Nama : Frizzy Naffisah
Putri Darmawan
Tempat Tanggal Lahir : Garut,
20 Agustus 2007
Nama Orang Tua : Iwan
Darmawan
Alamat :
Perum Suci Permai
Asal Sekolah :
SDN PATARUMAN
2.
Nama : Milfa Nazwa Wiguna
Tempat Tanggal Lahir : Garut,
25 Maret 2007
Nama Orang Tua : Retno
Wiguna
Alamat :
Perum Suci Permai
Asal Sekolah :
SD KARTIKA XX
Sumber
Data
Pada penelitian ini, sumber data diperoleh dari : (1) Data (Proses)
diperoleh dari peneliti dalam memberikan layanan bimbingan kelompok, dan siswa
sewaktu mengikuti layanan dan situasi
pada saat layanan.
(2) Data (Hasil)
diperoleh dari hasil data
evaluasi secara tertulis melalui catatan pencapaian siswi dicatatan mentor
pembimbing yang merupakan peneliti itu sendiri dan wawancara dengan orang
tuanya.
Teknik
dan Alat Pengumpulan Data
a.Observasi
Teknik observasi adalah teknik
pengumpulan data yang
dilakukan secara sistematik
dan sengaja dengan menggunakan
alat indra (terutama
mata) dan pencatatan
terhadap gejala perilaku
yang diselidiki.
b.Wawancara
Teknik wawancara
adalah suatu proses
pembicaraan dalam situasi
komunikasi langsung (face
to face relationship) antara
pewawancara dengan pihak
yang diwawancari dimana keduabelah
pihak saling memberikan dan
atau memberikan informasi
yang bertujuan untuk
mengumpulkan data, menciptakan
hubungan baik, dan memberikan pertolongan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umun Subjek Penelitian
a.
Nama : Frizzy Naffisah
Putri Darmawan
Tempat Tanggal
Lahir : Garut, 20 Agustus 2007
Nama Orang Tua : Iwan Darmawan
Alamat : Perum Suci
Permai
Asal Sekolah : SDN PATARUMAN
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti diketahui, dalam
pembelajaran Al- Qur’an Hadist berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti
dengan orang tua dan siswa, sebagai berikut:
Siswa
kesulitan dalam mengikuti mata pelajaran PAI di SD berupa materi pelajaran
Al-qur’an dan Hadist maupun Madrasah Diniyah Takmiliyah mata pelajaran Al-
Qur’an dan Hadist, kendala yang dihadapi siswa belum mampuh mengenal,
membunyikan huruf sesuai dengan tata cara baca ilmu tazwij yang baik dan benar,
sehingga tidak maksimal mengikuti mata pelajaran tersebut bahkan cenderung
malas untuk mengikuti, disamping itu siswa masih membaca tahap iqra lima dibanding
teman – temannya yang sudah lancar membaca al- qur’an, sedangkan dalam evaluasi
pembelajaran terutama dalam hafalan surat pendek siswa menggunakan juz amma
yang menggunakan terjemahan disertai tulisan latin al- qur’an, selain itu
rentang efektivitas hafalan lebih lamban dibandingkan dengan teman- temannya
yang lain. Observerpun cenderung jenuh mengikuti materi pembelajaran Al- qur’an
Hadist di kelas karena menjenuhkan.
Sedangkan berdasarkan wawancara dengan orang tua siswa tersebut, siswa
sangat sangat mudah mengikuti dan memahami materi pembelajaran dikelas apabila
guru menerangka dengan metode maind maping dalam hal ini siswa lebih mudah
memahami pelajaran dengan apa yang ia lihat dan dengar (Visual), harapan orang
tua siswa lancar dan faham akan tatacara membaca al- Qur’an dengan baik dan
benar, serta meninggalkan kebiasaan menghafal surat- surat pendek dengan
melihat tulisan latin dalam juz amma.
b. Nama :
Milfa Nazwa Wiguna
Tempat Tanggal
Lahir : Garut, 25 Maret 2007
Nama Orang Tua : Retno Wiguna
Alamat : Perum Suci
Permai
Asal Sekolah : SD KARTIKA XX
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti diketahui, dalam
pembelajaran Al- Qur’an Hadist berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti
dengan orang tua dan siswa, sebagai berikut:
Orang tua siswa menuturkan bahwa siswa
mengalami keterlambatan dalam mengikuti baca tulis Al- Qur’an di sekolah, siswa
pun sudah hampir satu tahun tidak mengikuti bimbingam mengaji di rumah
dikarenakan gurunya tidak disenangi oleh siswa, saat ini siwa masih membaca
Iqra jilid 3 dengan terbata- bata, belum mengenal huruf secara baik dan benar,
untuk memenuhi tugas sekolahnya siswa membaca Al- Qur’an menggunakan Al- Qur’an
yang tertera tulisan latinnya untuk memudahkan membaca dan menghafal,
sebenarnya siswa sangat cepat menyerap apa – apa yang disampaikan oleh guru
hanya saja siswa cenderung fluktuatif mengikuti pembelajaran bagaimana moodnya
harus diikuti.
Adapun hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan siswa, siswa
kurang bisa mengikuti pembelajaran PAI di sekolah terutama Al-Qur’an dan Hadist
karena kesulitan dalam membaca dan menulis sehingga malas mempelajari,
disamping itu tidak bisa mengejar kketertinggalan dari teman- temannya yang
sudah bisa membaca dan menulis.
B.
Pelaksanaan Bimbingan Belajar Guru PAI Pada Pembelajaran Al- Qur’an
Hadist
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan observer di atas, dapat
disimpulkan keduanya memiliki permasalahan yang sama dalam mengikuti pembelajaran
PAI di sekolah maupun di Madrasah Diniyah terutama materi ajar Al- Qur’an dan
Hadist, yaitu kesulitan dalam
membaca dan menulis Al- Qur’an dan Hadist sehingga menimbulkan emalasan
mengikuti materi tersebut.
Dengan demikian peneliti melakukan bimbingan membaca dan menulis
Al- Quran dan Hadist dengan observer melalui pembelajaran tambahan privat yang
dilakukan diluar jam belajar, adapun metode yang digunakan mentor privat dalam
membimbing observer dengan melihat psikologi belajar siswa tersebut satu persatu
melalui potensi yang ada dalam menyikapi pembelajaran yang tepat yang akan
digunakan seperti yang dilakukan pada observer pertama mentor menggunakan
metode visual maupun maind maping dalam memberikan penjelasan materi membaca
dan menulis pada materi ajar Al-Qur’an dan Hadist, sedangkan bagi observer yang
kedua mentor pembeimbing yang merupakan guru PAI melaakukan hal yang sama hanya
berbeda dalam melihat potensi yang dimiliki observer yang kedua yaitu melalui
metode belajar Audio Visual disertai gambar yang fullcolour sehingga observer
lebih cepat memahami materi yang disampaikan mentor pembimbing.
Adapun sumber yang digunakan oleh mentor selaku guru PAI
memprogramkan bimbingan Tahsin selanjutnya evaluasi dilakukan secara berkala
dengan metode pengulangan melalui buku evaluasi yang dirancang sesuai dengan
tahapan baca siswa. Dari bimbingantersebut mentor memiliki buku catatan hasil
prestasi belajar siswa yang akan diserahkan dan didiskusikan selakjutnya dengan
orang tua dan siswa tersebut sebagai hasil akhir pembelajaran.
C.
Hasil Observasi
Hasil pembahasan penelitian menunjukan
bahwa kondisi obyektif pelaksanaan pembelajar guru PAI pada materi ajar Al- Qur’an dan Hadist
perlu ada peningkatan. Oleh sebab itu, peneliti menyusun model program
bimbingan belajar guru PAI melalui privat dimana mentor pembimbing adalah guru
PAI itu sendiri dengan metode dan evaluasi Tahsin, untuk membantu guru dalam
meningkatkan pembelajaran Al- Qur’an dan Hadist pada siswa. Adapun Tahsin ialah
metode untuk menyempurnakan semua hal yang berkaitan dengan kesempurnaan
pengucapan huruf-huruf Al-Qur'an. Baik kesempurnaan sifat yang senantiasa
melekat padanya, maupun pengucapan hukum bacaan satu huruf dengan lainnya
seperti hukum nun mati dan tanwin, mim mati, hukum bacaan mad, dan sebagainya. Dalam
pelaksanaannya guru PAI bertugas sebagai mentor pembimbing. Peran
guru yang tidak kalah pentingnya dari semua peran yang telah disebutkan di atas
adalah sebagai pembimbing.
Dari penjelasan tersebut penting bagi seorang guru PAI untuk
memiliki kemampuan membimbing siswanyya dalam pembelajaran dikelas tidak hanya
itu guru PAI harus memiliki kemampuan mengembangkan model pembelajaran serta
kreativitas dalam mengolah program belajar yang disesuaikan dengan potensi
masing- masing siswa. Dengan demikian hasil observasi yang dilakukan peneliti
menunjukan hasil yang signifikan berupa meningkatnya kemampuan membaca dan
menulis siswa pada materi ajar Al- Qur’an dan Hadist disekolah hal ini dilihat
dari hasil evaluasi praktek mentor pembimbing dan hasil catatan prestasi
akademik siswa disekolah. Metode Tahsi yang dikuasi guru PAI sebagai mentor
pembimbing dapat membantu meningkatkan kemampuan belajar siswa pada materi
Al-Qur’an dan Hadist disekolah.
SIMPULAN
Kondii obyektif peran guru PAI melalui layanan bimbingan untuk
meningkatkan pembelajaran Al-Qur’aan Hadist yaitu melalui bimbingan belajar
privat yang dilakukan oleh guru PAI sebagai mentor menggunakan metode Tahsin.
Dalam pelaksanaannya mentor memprogramkan proses bimbingan belajar sebagai
berikur; 1). Menetapkan metode sesuai potensi siswa, 2). Menggunakan sumber
belajar metode tahsin, 3). Evalusi. Produk yang dihasilkan dari bimbingan
belajar ini adalah memudahkan guru PAI untuk menyampaikan pembelajaran Al-
Qur’an Hadist di kelas.
DAFTAR PUSTAKA
http://zuhrilpd.blogspot.co.id/2015/09/pengertian-pembelajaran-al-quran-hadits.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar