BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu
proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun
sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar
siswa yang bersifat internal. Gagne dan Briggs (1979:3). Istilah “pembelajaran” sama dengan
“instruction atau “pengajaran”. Pengajaran mempunyai arti cara mengajar atau
mengajarkan. (Purwadinata, 1967:22). Dengan demikian pengajaran diartikan sama
dengan perbuatan belajar (oleh siswa) dan Mengajar (oleh guru). Kegiatan
belajar mengajar adalah satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan
belajar adalah kegiatan primer, sedangkan mengajar adalah kegiatan sekunder
yang dimaksudkan agar terjadi kegiatan secara optimal.
Lebih lanjut, Gagne (1985) mengemukakan teorinya lebih lengkap
dengan mengatakan bahwa pembelajaran dimaksudkan untuk menghasilkan belajar,
situasi eksternal harus dirancang sedemikian rupa untuk mengaktifkan,
mendukung, dan mempertahankan proses internal yang terdapat dalam setiap
peristiwa belajar.
Berdasarkan uraian diatas kegiatan
pembelajaran yang terjadi antara murid dengan guru harus dapat difahami
khususnya bagi guru dalam hal inipun berlaku untuk guru PAI dimana harus mampuh
minciptakan suasana belajar yang efektif dan efisien salah satunya pada mata
pelajaran Aqidah Akhlak disetiap jenjang pendidikan baik formal maupun non
formal.
Dengan demikian penting bagi penulis uuntuk
membahas lebih lanjut masalah tersebut yang akan dijelaskan dalam judul laporan
ini tentang “Laporan Hasil Observasi Pada Mata Peelajaran Aqidah Akhlak di MAN
1 Garut’’
B.
Rumusan Masalah
Dari
latar belakang di atas, maka penulis uraikan beberapa rumusan masalah antara
lain sebagai berikut:
1.
Apa pengertian pembelajaran Aqidah Akhlak?
2.
Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlak di MAN 1 Garut?
3.
Bagaimana metode yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di MAN 1 Garut?
C.
Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan penelitian observasi ini adalah :
1.
Untuk mengetahui pengertian pembelajaran
Aqidah Akhlak.
2.
Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlak di MAN 1 Garut.
3.
Untuk mengetahui metode yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di MAN 1 Garut.
D.
Waktu Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan pada
tanggal 8 Januari 2018 yang bertempat di MAN 1 Garut.
E.
Narasumber
Guru Mata pelajaran Akidah Akhlak
Bapak Mahmud, S.Pd.
BAB
II
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini
termasuk kedalam penelitian lapangan (field research). Sifat penelitian
ini adalah kuantitatif.
B. Metode
Penelitian
Metode yang digunakan dalam
penyusunan laporan observasi ini adalah dengan wawancara dan observasi langsung
ke MAN 1 Garut.
A.
Wawancara
Wawancara merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung
antara pengumpul data maupun peneliti terhadap narasumber atau sumber data.
Wawancara terbagi atas wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur.
a.
Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan
pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar
pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan
alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu
kelancaran wawancara.
b.
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan
secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali
dari responden.
B.
Observasi
Pengumpulan data dengan observasi
langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan
menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.
Pengamatan dapat dicek dan dikontrol
keasliannya, adapun penggunaan pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan
data mempunyai beberapa keuntungan antara lain :
a.
Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk
mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian
tersebut berlaku, atau sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara
pengamatan, data yang langsung mengenai perilaku yang tipikal dari objek dapat
dicatat segera, dan tidak menggantungkan data dari ingatan seseorang;
b.
Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek baik tidak
dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara
verbal. Adakalanya subjek tidak mau berkomunikasi, secara verbal dengan
enumerator atau peneliti, baik karena takut, karena tidak ada waktu atau karena
enggan. Dengan pengamatan langsung, hal di atas dapat ditanggulangi.
BAB
III
KAJIAN
TEORI
A.
Pengertian Pembelajaran Aqidah Akhlak
1.
Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar
dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan
tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata
lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan baik.
Pembelajaran
adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang
berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat
internal. Gagne dan Briggs (1979:3). Lebih lanjut, Gagne (1985) mengemukakan
teorinya lebih lengkap dengan mengatakan bahwa pembelajaran dimaksudkan untuk
menghasilkan belajar, situasi eksternal harus dirancang sedemikian rupa untuk
mengaktifkan, mendukung, dan mempertahankan proses internal yang terdapat dalam
setiap peristiwa belajar.
Berdasarkan
uraian di atas, dapat memberikan pemahaman bahwa pembelajaran adalah penciptaan
suasana belajar yang diperankan oleh pendidik dengan serangkaian rencana
belajar yang melibatkan pendidik itu sendiri, peserta didik dan sumber belajar
sehingga terjadi pentransferan ilmu dan perubahan pada peserta didik baik segi
avektif, kognitif dan psikomotorik.
2.
Aqidah dan
Akhlak
Aqidah Akhlak merupakan dua
pembahasan yang berbeda tetapi keduanya satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dan saling berkaitan. Aqidah membahas tentang keyakinan, sedangkan
Akhlak membahas tentang perbuatan.
Dalam bahasa Arab aqidah berasal
dari kata al-‘aqdu yang berarti ikatan, at-tautsiiqu yang berarti kepercayaan
atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan
ar-rabthu biquw-wah yang berarti mengikat dengan kuat.
Sedangkan menurut istilah (terminologi): ‘aqidah adalah iman yang teguh
dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh
suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Akhlak
merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti
perangai, tingkah laku, atau tabiat.
Berdasarkan pengertian di atas
penulis simpulkan bahwa pembelajaran Aqidah Akhlak adalah proses perubahan
tingkah laku maupun pengetahuan antara guru dan peserta didik di dalam kelas
yang di dalamnya ada materi pelajaran Aqidah Akhlak. Secara subtansial
pembelajaran Aqidah Akhlak memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
memahami dan mengimplementasikan keimanannya sehingga terbentuk peribadi yang
berakhlakul karimah.
B.
Karakteristik Pembelajaran Aqidah Akhlak
Setiap
materi memiliki karakteristik tertentu yang dapat membedakannya materi
pelajaran agama aspek lainnya. Adapun
karakteristik materi Aqidah dan Akhlaq adalah sebagai berikut:
1.Pembelajaran Aqidah dan Akhlaq
merupakan materi yang dikembangkan dari ajaran-ajaran dasar yang terdapat dalam
agama Islam yang bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadits.
2. Prinsip-prinsip dasar Aqidah adalah
keimanan atau keyakinan yang tersimpul dan terhujam kuat di dalam lubuk jiwa
atau hati manusia yang diperkuat dengan dalil-dalil naqli, aqli, dan wijdani
atau perasaan halus dalam meyakini dan mewujudkan rukun iman yang enam yaitu,
iman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir,
dan iman kepada takdir. Prinsip-prinsip
Akhlaq adalah pembentukan sikap dan kepribadian seseorang agar berakhlak mulia
atau Akhlaq Al-Mahmudah dan mengeliminasi akhlak tecela atau akhlak Al-Madzmumah
sebagai manifestasi akidahnya dalam perilaku hidup seseoran g dalam berakhlak kepada Allah dan
Rasul-Nya, kepada diri sendiri, kepada sesama manusia, dan kepada alam serta
makhluk lain.
3. Materi Aqidah dan Akhlaq
merupakan salah satu rumpun materi pembelajaran agama di madrasah (Al-Qur’an
Hadits, Aqidah Akhlaq, Syari’ah/Fiqih Ibadah Muamalah dan Sejarah Kebudayaan
Islam) yang secara integratif menjadi sumber nilai dan landasan moral spiritual
yang kokoh dalam pengembangan keilmuan dan kajian keislaman, termasuk kajian
Aqidah dan Akhlaq yang terkait dengan ilmu dan teknologi serta seni dan budaya.
4. Materi Aqidah dan Akhlaq tidak
hanya mengantarkan peserta didik untuk menguasai pengetahuan dan pemahaman
tentang Aqidah dan Akhlaq dalam ajaran Islam, melainkan yang terpenting adalah
bagaimana peserta didik dapat mengamalkan Aqidah dan Akhlaq itu dalam kehidupan
sehari-hari. Materi Aqidah dan Akhlaq menekankan keutuhan dan keterpaduan
antara pengetahuan, sikap, dan perilaku atau lebih menekankan pembentukan ranah efektif dan
psikomotorik yang dilandasi oleh ranah kognitif.
5.Tujuan materi Aqidah dan Akhlaq
adalah untuk membentuk peserta didik beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT
serta memiliki akhlaq mulia. Tujuan
inilah yang sebenarnya merupakan misi utama diutusnya Nabi Muhammad SAW, untuk
memperbaiki akhlak manusia. Dengan
demikian, pembelajaran Aqidah dan Akhlaq merupakan jiwa pembelajaran agama
Islam. Mengembangkan dan membangun akhlak yang mulia merupakan tujuan
sebenarnya dalam setiap pelaksanaan pembelajaran. Sejalan dengan tujuan itu maka semua materi
atau bidang studi yang diajarkan kepada peserta didik haruslah memuat
pembelajaran akhlak dan oleh karena itu setiap guru mengemban tugas menjadikan
dirinya dan peserta didiknya berakhlak mulia.
C.
Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak
Pendidikan Aqidah dan Akhlaq adalah
upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati dan mengimani Allah dan merealisasikannya dalam perilaku
Akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. Dalam kehidupan
masyarakat yang majemuk dalam bidang keagamaan, pendidikan ini juga diarahkan
pada peneguhan aqidah di satu sisi dan peningkatan toleransi serta saling
menghormati dengan penganut agama lain dalam rangka mewujudkan kesatuan dan
persatuan bangsa.
Mata pelajaran Aqidah-Akhlaq
bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik yang
diwujudkan dalam Akhlaqnya yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan
pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang
Aqidah dan Akhlaq Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang
dan meningkat kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT serta berakhlak
mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta
untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
D.
Sistem Pembelajaran Akidah Akhlak
Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari sub-sub sistem
yang saling terkait, yang bertujuan untuk menghasilkan out put yang
berkualitas. Sub sistem pembelajaran adalah sebagai berikut :
1.
Kurikulum
Kurikulum adalah perangkat mata
pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga
penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan
kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan
perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap
jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan
lapangan kerja. Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan
maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini
dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan
dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.
2.
Guru
Menurut Undang-undang No. 14 tahun
2005 Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
3.
Siswa
Peserta didik adalah setiap manusia
yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur
pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang
pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik juga dikenal dengan
istilah lain seperi Siswa, Mahasiswa, Warga Belajar, Palajar, Murid serta
Santri.
4.
Tujuan.
Tujuan menjelaskan tentang apa yang
hendak dicapai oleh sistem pendidikan. Subsistem tujuan merupakan panduan dan
acuan bagi seluruh kegiatan dalam sistem pendidikan.
5.
Materi
Materi atau bahan belajar merupakan
hal-hal pokok yang perlu disampaikan oleh pengajar dan perlu dipelajari oleh
murid atau mahasiswa untuk mencapai keterampilan akhir yang menjadi tujuan
pendidikan. Materi ini diatur oleh seperangkat rencana sistematis yang disebut
kurikulum. Kurikulum berfungsi sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar.
6.
Motode dan Orientasitasi pembelajaran
Metode pembelajaran adalah suatu
proses yang sistematis dan teratur yang dilakukan oleh pendidik dalam
menyampaikan materi kepada muridnya. Dengan cara ini diharapakan tujuan dari
kegiatan belajar mengajar dapat tercapai dengan baik.
7.
Proses Pembelajaran.
Proses pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar
dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan
tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata
lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan baik.
8.
Evaluasi
Evaluasi merupakan komponen terakhir
dalam sistem proses pembelajaran. Evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihaat
keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran, akan tetapi juga berfungsi
sebagai umpan balik bagi guru atas kinerjanya dalam pengelolaan pembelajaran.
Melalui evaluasi ini kita dapat melihat kekurangan dalam pembelajaran berbagai
komponen sistem pembelajaran.
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN
A.
Gambaran Umun Objek Penelitian
Nama
Sekolah : MADRASAH ALIAH NEGERI I GARUT
Alamat : Jl. Jenderal Ahmad Yani, Koropeak Garut
Kepala
Sekolah : Drs. Yepi Prezi Agus Gunadi, M.Si
Guru
Aqidah Akhlak : Mahmud, S.Pd
B.
Pelaksanaan Pembelajaran Akidah Akhlak
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti diketahui, dalam
pembelajaran aqidah akhlak di MAN I Garut berdasarkan wawancara dengan guru yang bersangkutan , sebagai berikut:
Observer :
Assalamu’alaikum, apa kabar bapak?
Maaf
mengganggu waktunya saya mahasiswi dari STAI Al- musaddadiyah Garut bermaksud
untuk melakukan observasi mengenai pembelajaran Aqidah Akhlak di sekolah ini.
Narasumber :
Waalaikumsalam Wr, Alhamdulillah baik, silahkan
Observer :
Maaf ini dengan bapak siapa namanya?
Narasumber :
Bapak Mahmud.
Observer : Apakah bapak sudah lama
mengajar mata pelajaran Aqidah Akhlak?
Narasumber :
Sudah selama 34 tahun sampai sekarang
Observer :
Apakah bapak sudah lama mengajar disini?
Narasumber :
Belum bapak mulai mengajar disini dari tahun 2011 sampai sekarang.
Observer :
Apakah bapak pernah mengajar maple lain selain Aqidah Akhlak?
Narasumber :
Pernah dulu mengajar Qurdis dan Akhlak
Observer :
Bagaimana proses pembelajaran Aqidah Akhak di sini terlebih dengan perubahan
kurikulum yang terjadi selama bapak mengajar?
Narasumber :
Tentunya proses pembelajaran seperti biasa mengacu pada krikulum saat ini
dengan beragam sistematikanya adapun mengenai perubahan kurikulum dari KTSP ke
KURTILAS ada beberapa perubahan pada point – point tertentu yang harus lebih
difahami seperti pembubuhan pada KI dan KD, pemberdayaan kognitif, afektif dan
psikomotorik siswa, dan dipersiapkan oleh guru sebelum proses pembelajaran
dengan mengacu pada Silabus dan RPP.
Observer :
Metode apa yang bapak gunakan dalam pembelajaran Aqidah Akhlak?
Narasumber :
Metode yang digunakan pada pembelajaran Aqidah Akhlak menggunakan metode
ceramah, diskusi, Tanya jawab adapun metode evaluasi berupa uraian maupun lisan yang menyesuaikan dengan
tingkat usia siswa. Adapun dalam pembahasan yang menyangkut Al- qur’an dan
Hadist diperaktekan secara langsung serta ada tuntutan untuk memenuhi program
hafalan sebagai persyaratan untuk naik kelas.
Observer :
Bagaimana perasaan bapak saat mengajar mata pelajaran Aqidah Akhlak, apakah ada
kendala?
Narasumber :
Kendala yang dialami dalam pembelajaran Aqidah Akhlak ada beberapa materi yang sulit difahami anak
sehingga konsekonsinya tidak bisa dilaksanakan oleh siswa ataupun orang awam yakni
pada pembahasan ilmu kalam dan tasawuf karena materi tersebut tidak mudah
difahami oleh sembarang orang melainkan oleh oaring- orang tertentu. Sedangkan
pada program hafalan tidak ada kendala pada umumnya hanya saja terdapat
keterlambatan dalam proses penghafalan oleh beberapa siswa.
Observer :
Guru Aqidah Akhlak sering di kaitkan atau menjadi perioritas utama dalam
membina akhlakul karimah siswa. Pertannyaan saya kegiatan seperti apa dan
program bagaimana yang bapak lakukan agar siswa taat dan berakhlak yang baik?
Narasumber :
Pada umumnya pembinan siswa tidak hanya menjadi tanggung jawab guru maple
Aqidah Akhlak melainkan semuanya yang berada dilingkunagan sekolah baik
menyesuaikan dengan program sekolah, aturan – aturan sekolah, guru- guru
seleuruhnya sesuai dengan KD, adapun kegiatan dan program agar siswa memiliki
akhlaku karimah yang baik serta tidak terjerumus pada pergaulan remaja saat ini
ikut serta menangani seperti PKS (Penjaga Keeamanan Sekolah), kesiswaan dengan
BK, guru mata pelajaran dengan wali kelas kemudian ke BK (bimbingan Konseling),
pembinaan PKS yang bekerja samaa dengan kepolisian.
Berdasarkan uraian wawancara diatas
peneliti simpulka hasil penelitian di MAN I Garut sebagai berikut:
a.
Kegiatan Pembelajaran
Pada kegiatan
pembelajaran Aqidah Akhlak di MAN I Garut dilaksanakan
sebagaimana isi RPP, yaitu:
1.
Pendahuluan
·
Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama
·
Menyapa kondisi kelas danmengkomunikasikan tentang kehadiran siswa
serta kebersihan kelas
·
Mengulas pelajaran minggu sebelumnya
2.
Kegiatan Inti
·
Guru menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran
·
Guru mengajak peserta didik
membuka cakrawala
·
Guru menanyakan materi tersebut, apakah sudah dipahami atau belum,
jika belum diulang kembali
3.
Penutup
·
Guru bersama siswa membuat rangkuman/simpulan materi pembelajaran.
·
Memberikan penugasan sesuai dengan materi pembelajaran
·
Guru menutup pembelajaran dengan do’a dan hamdalah kemudian
mengucapkan salam.
b.
Kurikulum
Kurikulum yang
digunakan di MAN I Garut
yaitu kurikulum 2013.
c.
Metode
Metode yang
digunakan dalam pembelajaran akidah akhlak di MAN I Garut, yakni
dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi.
Metode ceramah
digunakan guru untuk menjelaskan seluruh materi yang ada dalam mata pelajaran
akidah akhlak. Sedangkan metode tanya jawab digunakan guru untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, dan siswa diberikan
kesempatan untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat jika belum jelas. Metode
diskusi merupakan salah satu metode pembelajaran yang berhubungan erat dengan
aktivitas pemecahan masalah bersama. Sehingga dapat dikatakan bahwa diskusi
lebih melibatkan siswa untuk berperan aktif selama proses pembelajaran.
Metode ini menjadi
metode utama dalam setiap pembelajaran materi akidah akhlak, hal ini karena
materi-materi akidah akhlak selalu berkaitan dengan pemahaman dan aplikasi. Selainitu guru pun harus memahami
karakteristik psikologi siswa dikarenakan ada beberapa materi yang sulit untuk
dijabarkan.
d.
Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
Dalam rangka
membantu guru untuk mempermudah pemahaman siswa akan materi yang diajarkan,
maka media yang dipakai adalah papan tulis whiteboard, dan cemi. Sedangkan
sumber belajarnya menggunnakan buku paket.
e.
Evaluasi
Salah satu cara
untuk mengukur pemahaman siswa dilakukan evaluasi adalah bentuk uraian dan lisan.
f.
Hambatan
Pada proses
pembelajaran Aqidah Akhlak sulit untuk menjelaskan serta mempraktekkan pada materi Ilmu kalam dan
Tasawuf.
g. Program Yang
Menyangkut Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Untuk membangun akhlakul karimah yang baik
sekolah mengadakan program yang menyangkut anggota – anggota keseluruhan yang
ada disekolah berupa PKS, BK, guru- guru dan wali kelas serta bekerjasama
dengan pihak kepolisian dalam menanggulangi kenakalan remaja
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari hasil
obervasi yang dilakukan serta merujuk pada rumusan masalah dan tujuan
pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
pembelajaran Aqidah Akhlak adalah
proses perubahan tingkah laku maupun pengetahuan antara guru dan peserta didik
di dalam kelas yang di dalamnya ada materi pelajaran Aqidah Akhlak. Secara
subtansial pembelajaran Aqidah Akhlak memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk memahami dan mengimplementasikan keimanannya sehingga terbentuk peribadi
yang berakhlakul karimah.
Dalam pelaksanaan pembelajaran aqidah
akhlak di MAN I Garut muncul beberapa problem dalam usaha mengefektifkan dan
mengefisienkan waktu, berupa sulitnya menjelaskan beberapa materi ajar pada
pembahasan kalam dan tasawuf, sehingga konsekwensinya sulit difahamimoleh siswa
dan sulit untuk memperaktekannya.
Metode
yang digunakan dalam pembelajaran Aqidah Akhlak meenggunakan metode ceramah,
diskusi, tanya jawab adapun metode evaluasi berupa uraian dan lisan serta
praktek yang disesuaikan dengan materi al- qur’an dan hadist dalam kehidupan
sehari- hari.
B.
Saran
Pada proses
pembelajaran aqidah akhlak guru hendaknya tidak hanya menggunakan beberapa
metode yang sudah diuraikan pada pembahasan diatas, melainkan menyeimbangkan
antara materi, metode dan psikologi siswa agar materi tersampaikan secara baik
kepada siswa.
C.
Rekomendasi
Adapun
rekomendasi yang perlu penulis sampaikan kepada pihak-pihak terkait,
berdasarkan hasil makalah yang penulis buat, adalah sebagai berikut:
1.
Sekolah Tinggi
Agama Islam (STAI) Al-Musaddadiyah Garut, sebagai lembaga pendidikan Islam,
maka dipandang perlu dalam memberikan pengarahan dan pembelajaran khusus
mengenai pendidikan nilai, karena masalah dekadensi moral yang semakin marak.
Sehingga dapat menjadi bekal yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa.
2.
Lembaga
pendidikan non formal seperti pesantren, sebagai lembaga pendidikan Islam non
formal, maka dipandang perlu melakukan pengkajian mengenai pembelajaran Aqidah
Akhlak.
DAFTAR PUSTAKA
Tadinya mau nyari referensi untuk tugas tentang laporan observasi.
BalasHapusEh baca ini terharu, karena objeknya MAN 1 Garut. Karena aku sendiri alumni MAN 1 angakatan 2018 dan keajar sama Pak Mahmud.
Bagus materinya, terimakasih sudah share kak..
Casino Tycoon Casino | New Mexico Casinos - Mapyro
BalasHapusFind your nearest 창원 출장샵 Casino Tycoon Casino, just minutes from the bustling area of New Mexico on Mapyro. Use 제주도 출장마사지 your 삼척 출장마사지 GPS coordinates 양주 출장샵 to pick 군포 출장안마 your closest Casino