Kamis, 09 November 2017

Tekhnologi, Media dan Motivasi Pembelajaran



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin meduis yang berarti ‘tengah, perantara atau pengantar’.Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau lelektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Media yang sering diganti dengan kata mediator, menurut Fleming (1987:234) adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar-siswa dan isi pembelajaran. Disamping itu, mediator dapat mencerminkanpengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang melakukan pran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan paling canggih, dapat disebut media.Jadi, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Dan dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu apa yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran.
Gagne dan Briggs (1975) mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat untuk menyampaikan isi materi pembelajaran, antara lain buku, tape recorder, kaset, vedio camera, vedio recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televise dan komputer.

B.     Ciri-Ciri Media Pendidikan
                        Gerlach &Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media, antara lain:
1.      Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini mengambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekotruksi suatu peristiwa atau objek.Misal, peristiwa yang kejadiannya hanya sekali dapat diabadikan dan direproduksi beberapa kali pun pada saat diperlukan.
2.      Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Suatu kejadia atau objek yang dapat dipercepat, diperlambat, diputar mundur dengan memotong bagian-bagian yang tidak diperlukan.
3.      Ciri Distributif (Distributive Property)
Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, ia dapat direproduksi seberapa kali pun san siap digunakan secara bersamaan di berbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang

C.    Fungsi Dan Manfaat Media Pendidikan
Levie & Lents (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, antar lain:
1.      Fungsi Atensi, yaitu media visual yang dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran.
2.      Fungsi Afektif, yaitu media visual yang dapat terlihat dari tingkat kenyamanan siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar.
3.      Fungsi Kognitif, yaitu media visual yang dapat membantu memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4.      Fungsi Kompensatoris, yaitu berfungsi untu mengkondisikan siswa yang lemah dan lambat menerima pesan yang disajikan secara verbal.

Kemp & Dayton mengemukakan ada tiga fungsi media pembelajaran, antara lain:
1.      Memotovasi minat
2.      Menyajikan informasi
3.      Member intruksi.
Kemp & Dayton juga mengemukakan beberapa manfaat media pembelajaran, antara lain:
1.      Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.
2.      Pembelajaran bisa lebih menarik
3.      Pembelajaran menjadi lebih interaktif
4.      Waktu pembelajaran dapat dipersingkat
5.      Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan
6.      Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan
7.      Sikap positif siswa dapat ditingkatkan
8.      Dapat mengurangi beban guru.

Encyclopedia of Educational Research merinci manfaat media pendidikan sebagai berikut:
1.      Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berpikir.
2.      Memperbesar perhatian siswa.
3.      Memberikan pengalaman nyata pada siswa.
4.      Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu.
5.      Membantu perkembangan kemampuan berbahasa.

Disimpulkan beberapa manfaat praktis penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran sebagai berikut:
1.      Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan sehingga meningkatkan proses dan hasil belajar.
2.      Media pembelajaran dapat mengarahkan perhatian anak sehingga menimbulkan motovasi, interaksi langsung antar siswa dan lingkungannya.
3.      Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa.

D.    Pengenalan Beberapa Media Pembelajaran
Berdasarkan perkembangan teknologi, media pembelajaran dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:
1.      Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi melalui proses percetakan mekanis atau fotografis. Kelompok media hasil teknologi cetak meliputi teks, grafis, foto. Teknologi cetak memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Teks dibaca secara linier, sedangkan visual diamati berdasarkan ruang.
b.      Komunikasi satu arah dan reseptif.
c.       Teks dan visual ditampilkan statis (diam).
d.      Perkembangannya sangat tergantung pada prinsip-prinsip kebahasaan dan persepsi visual.
e.       Baik teks atau visual berorientasi (berpusat) pada siswa.
f.       Informasi dapat ditata ulang oleh pemakai.

2.      Teknologi audio-visualcara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pengajaran media audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran. Ciri-ciri utama teknologi audio visual adalah sebagai berikut:
a.       Bersifat linier.
b.      Biasanya menyajikan visual yang dinamis.
c.       Ditetapkan oleh peracang atau pembuatannya.
d.      Representasi fisik dari gagasan real atau abstrak.
e.       Dikembangkan menurut prinsip psikologi behaviorisme dan kognitif.
f.       Berorientasi (berpusat) kepada guru.

3.      Teknologi berbasis computer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi menggunakan sumber-sumber berbasis mikro-prosesor, materi disimpan dalam bentuk digital. Berbagai jenis aplikasi teknologi berbasis komputer dilihat dari cara penyajian dan tujuan meliputi
Ø  Tutorial (penyajian materi pelajaran secara bertahap),
Ø  Drill and practice (latihan untuk membantu siswa menguasai materi yang telah dipelajari sebelumnya),
Ø  Permainan dan simulasi (latihan mengaplikasikan pengetahuan dan ketrampilan yang baru dipelajari),
Ø  Berbasis data (sumber yang dapat membantu siswa menambah informasi dan pengetahuannya sesuai dengan keinginan masing-masing).
Beberapa ciri media berbasis komputer adalah sebagai berikut:
a.       Dapat digunakan secara acak, non-sekuensial maupun secara linier.
b.      Berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan keinginan perancang.
c.       Gagasan disajikan dalam gaya abstrak.
d.      Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini.
e.       Dapat berorientasi siswa dan melibatkan interaksivitas yang tinggi.

4.      Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi dengan menggunakan beberapa media yang dikendalikan oleh komputer. Beberapa ciri utamanya, yang hampir sama dengan teknologi berbasis komputer adalah sebgai berikut:
a.       Dapat digunakan secara acak, sekuensial, atau secara linier.
b.      Gagasan sering disajikan secara realistic dalam konteks pengalaman siswa.
c.       Dikembangkan menurut prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme.
d.      Pembelajaran terpusat pada lingkup kognitif.
e.       Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai sumber.

Kemp & Dayton (1985) mengelompokkan media ke dalam delapan jenis, yaitu:
1.      Media cetakan meliputi bahan-bahan yang disiapkan diatas kertas untuk pengajaran dan informasi. Teks terprogram adalah salah satu jenis media cetakan yang banyak digunakan. Dalam teks terprogram, informasi disajikan secara terkendali dalam arti bahwa siswa hanya memiliki akses untuk melihat teks yang diinginkan langkah demi langkah.
2.      Media panjang pada umumnya digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi di depan kelompok. Media ini meliputi papan tulis, flip chart, papan magnet, papan kain, papan bulletin, dan pameran.
3.      Proyektor transparansi (OHP). Transparansi yang diproyeksikan adalah visual baik berupa huruf, lambang, gambar, grafis, atau gabungannya lembaran bahan tembus pandang atau plastik yang dipersiapkan untuk diproyeksikan ke sebuah layar atau dinding melalui sebuah proyektor.
4.      Rekaman audio-tape. Pesan dan isi pelajaran dapat direkam pada tape magnetic sehingga hasil rekaman dapat diputar kembali pada saat diinginkan. Pesan dan isi pelajaran itu dimaksudkan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sebagai upaya mendukung terjadinya proses belajar. Materi rekaman audio-tape adalah cara ekonomis untuk menyiapkan isi pelajaran atau jenis informasi tertentu.
5.      Slide adalah suatu film transparansi yang berukuran 35 mm dengan bingkai 2 x 2 inci. Bingkai tersebut terbuat dari karton atau plastic. Film bingkai diproyeksikan melalui slide proyektor. Jumlah film bingkai yang akan ditayangkan untuk suatu program tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian, lama penayangan atau panjangnya program sangat bervariasi.
6.      Film atau video. Film merupakan gambar-gambar dalam frame dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan visual yang kontinyu.
7.      Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektrik dan mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar.
8.      Komputer adalah mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi informasi yang diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumi.

E.     Pengertian Serta Fungsi Motivasi Pembelajaran
Istilah motivasi berpangkal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi kesiapsiagaan.Adapun menurtut Mc. Donald (dalam sadirman. 1986), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adannya tujuan.Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi yakni motivasi ini mengawali terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanaya tujuan.
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkkan tujuan dapat tercapai. Motivasi sangat diperlukan di dalam kegiatan belajar, tidak akan mungkin melakukan aktifitas belajar.
Ada tiga komponen utama dam motivasi yaitu (1) kebutuhan, (2) dorongan, dan (3) tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Sebagai ilustrasi, siswa merasa bahwa hasil belajarnya rendah, padahal ia memiliki buku pelajaran lengkap. Ia merasa memiliki cukup waktu, tetapi ia kurang baik mengatur waktu belajar. Waktu belajar yang digunakan tidak memadai untuk memperoleh hasil belajar yang baik.Ia membutuhkan hasil belajar yang baik. Oleh karena itu siswa mengubah cara-cara belajarnya.Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan.Dorongan merupakan kekuatan mental yang beroreintasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan.Dorongan yang beroreintasi pada tujuan tersebut merupan inti motivasi.Secara garis besar Oemar Hamalik (1992) menjelaskan ada tiga fungsi motivasi, yaitu:
1.   Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.  Motivasi dalam hal ini merupakan langkah penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2.   Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3.    Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Nampak jelas di sini bahwa motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai penggerak prilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan.

BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
1.         Kata media berasal dari bahasa Latin meduis yang berarti ‘tengah, perantara atau pengantar’Dalam proses pembelajaran kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.
2.         Tiga ciri media, antara lain:Ciri Fiksatif (Fixative Property), Ciri Manipulatif (Manipulative Property), dan Ciri Distributif (Distributive Property).
3.         Fungsi media pembelajaran, antar lain:Fungsi Atensi,Fungsi Afektif, Fungsi Kognitif,Fungsi Kompensatoris. manfaat media pembelajaran, antara lain: penyampaian pelajaran menjadi lebih baku, pembelajaran bisa lebih menarik, pembelajaran menjadi lebih interaktif, waktu pembelajaran dapat dipersingkat, kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan, pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan, sikap positif siswa dapat ditingkatkan, dan dapat mengurangi beban guru.
4.         Media pembelajaran dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu: Teknologi cetak–visual, Teknologi audio, Teknologi berbasis computer, Teknologi gabungan.
5.         Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkkan tujuan dapat tercapai. Motivasi sangat diperlukan di dalam kegiatan belajar, tidak akan mungkin melakukan aktifitas belajar.

B.  Saran
Hendaknya makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pembelajaran dalam hal peneraparan dan penegakkan Hak Asasi Manusia bagi pembaca. Dan makalah ini bisa bermanfaat bagi banyak pihak, utamanya bagi penyusun dan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
http://santoson111.blogspot.co.id/2015/09/makalah-teknologi-pembelajaran-media.html

Selasa, 07 November 2017

Hakikat Tekhnoogi Komunikasi dan Informasi




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
            Menurut kodrat serta irodatnya bahwa manusia dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Sejak Adam diciptakan sebagai manusia pertama dan diturunkan ke Bumi, Ia ditugasi sebagai Khalifah fil ardhi. Sebagaimana termaktub dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 30 yang berbunyi : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat”; “Sesungguhnya Aku akan mengangkat Adam menjadi Khalifah di muka Bumi”.
Menurut Bachtiar Surin yang dikutif oleh Maman Ukas bahwa “Perkataan Khalifah berarti penghubung atau pemimpin yang diserahi untuk menyampaikan atau memimpin sesuatu”.[1]
Dari uraian tersebut jelaslah bahwa manusia telah dikaruniai sifat dan sekaligus tugas sebagai seorang pemimpin. Pada masa sekarang ini setiap individu sadar akan pentingnya ilmu sebagai petunjuk/alat/panduan untuk memimpin umat manusia yang semakin besar jumlahnya serta komplek persoalannya. Atas dasar kesadaran itulah dan relevan dengan upaya proses pembelajaran yang mewajibkan kepada setiap umat manusia untuk mencari ilmu. Dengan demikian upaya tersebut tidak lepas dengan pendidikan, dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai secara optimal tanpa adanya manajemen atau pengelolaan pendidikan yang baik, yang selanjutnya dalam kegiatan manajemen pendidikan diperlukan adanya pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin.


B.     Rumusan Masalah   
Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
a.       Apa hakikat pemimpin ?
b.      Apa faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan dalam manajemen  pendidikan ?
c.       Bagaimana profesionalita kepemimpinan pendidikan?

C.    Tujuan Penulisan 
1.      Untuk mengetahui Hakikat pemimpin.
2.      Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan.dalam manajemen pendidikan.
3.      Untuk mengetahui profesionalita kepemimpinan pendidikan.

              BAB II  
KAJIAN TEORITIK

A.    Hakikat Pemimpin

“Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan.”[2]
Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Pada tahap pemberian tugas pemimpin harus memberikan suara arahan dan bimbingan yang jelas, agar bawahan dalam melaksanakan tugasnya dapat dengan mudah dan hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di antara pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan anggota dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan kata lain para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan, tetapi juga dapat mempengnaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sehingga terjalin suatu hubungan sosial yang saling berinteraksi antara pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya tejadi suatu hubungan timbal balik. Oleh sebab itu bahwa pemimpin diharapakan memiliki kemampuan dalam menjalankan kepemimpinannya, kareana apabila tidak memiliki kemampuan untuk memimpin, maka tujuan yang ingin dicapai tidak akan dapat tercapai secara maksimal.  


B.     Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Pemimpin Dalam Manajemen Pendidikan

Dalam melaksanakan aktivitasnya bahwa pemimpin dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor-faktor tersebut sebagaimana dikemukakan oleh H. Jodeph Reitz (1981) yang dikutif Nanang Fattah, sebagai berikut :
1. Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan.
2. Harapan dan perilaku atasan.
3. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap apa gaya kepemimpinan.
4. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin.
5. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan.
6. Harapan dan perilaku rekan.[3]
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa kesuksesan pemimpin dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh factor-faktor yang dapat menunjang untuk berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau interaksi yang baik antara atasan dengan bawahan, di samping dipengaruhi oleh latar belakang yang dimiliki pemimpin, seperti motivasi diri untuk berprestasi, kedewasaan dan keleluasaan dalam hubungan social dengan sikap-sikap hubungan manusiawi.

            Selanjutnya peranan seorang pemimpin sebagaimana dikemukakan oleh M. Ngalim Purwanto, sebagai berikut :
1. Sebagai pelaksana (executive)
2. Sebagai perencana (planner)
3. Sebagai seorangahli (expert)
4. Sebagai mewakili kelompok dalam tindakannya ke luar (external group representative)
5. Sebagai mengawasi hubungan antar anggota-anggota kelompok (controller of internal relationship)
6. Bertindak sebagai pemberi gambaran/pujian atau hukuman (purveyor of rewards and punishments)
7. Bentindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and mediator)
8. Merupakan bagian dari kelompok (exemplar)
9. Merupakan lambing dari pada kelompok (symbol of the group)
10. Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya (surrogate for individual responsibility)
11. Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (ideologist)
12. Bertindak sebagai seorang aya (father figur)
13. Sebagai kambing hitam (scape goat).[4]
Berdasarkan dari peranan pemimpin tersebut, jelaslah bahwa dalam suatu kepemimpinan harus memiliki peranan-peranan yang dimaksud, di samping itu juga bahwa pemimpin memiliki tugas yang embannya, sebagaimana menurut M. Ngalim Purwanto, sebagai berikut :
1. Menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok dan keinginan kelompoknya.
2. Dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis dan yang benar-benar dapat dicapai.
3. Meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendak mereka, mana yang realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan.[5]

            Tugas pemimpin tersebut akan berhasil dengan baik apabila setiap pemimpin memahami akan tugas yang harus dilaksanaknya. Oleh sebab itu kepemimpinan akan tampak dalam proses di mana seseorang mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan atau menguasai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain.
Untuk keberhasilan dalam pencapaian suatu tujuan diperlukan seorang pemimpian yang profesional, di mana ia memahami akan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai seorang pemimpin. Di samping itu pemimpin harus menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebsan dalam mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.

C.    Profesionalita Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan sangat berperan dalam pencapaian suatu tujuan lembaga atau pun organisasi. Kepemimpinan yang amanah dan bertanggung jawab dapat membawa lembaga atau organisasi maju dan berkembang. Kepemimpinan juga sangat erat kaitannya dengan power atau kekuasaan. Kepemimpinan yang prospektif ditentukan oleh sang pemimpin yang menjadi top leader dari suatu lembaga atau organisasi.
Pada lembaga pendidikan top leader itu bisa dalam jabatan kepala sekolah, dekan, rektor dan sebagainya. Top leader pada lembaga pendidikan memerlukan beberapa persyaratan utama yang merupakan nilai lebih untuk mempengaruihi, mengarahkan dan memimpin lembaga atau organisasinya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapka Berdasarkan PERMEN DIKNAS No. 16 tahun 2007 tentang Standar Akademik Kepala Sekolah dan Madrasah adalah bahwa Kepala Sekolah harus memiliki 5 kompetensi :
1. Kompetensi Kepribadian
2. Kompetensi Manajerial
3. Kompetensi Kewirausahaan
4. Kompetensi Supervisi
5. Kompetensi Sosial.
Seorang kepala sekolah disamping persyaratan pendidikan harus menguasai kepemimpinan secara teoritik dan praktik, juga harus mempunyai kepribadian yang lembut, tegas, visioner, adil dan berdisiplin. Kepala sekolah memperhatikan kesejahteraan guru dan pegawai. Peduli kepada sekolah dan komponen-komponen sekolah lainnya. Sebagai orang nomor 1 di sekolah, seyogyanyalah kepada sekolah seorang yang mengerti manajemen, sehingga manaemen kinerjanya tertata secara baik.
            Kepala sekolah sebagai pemimpin harus melakukan supervise secara terprogram untuk mengetahui apakah program sekolah telah terimplementasi secara baik atau belum. Hasil supervise bisa dijadikan tolok ukur keberhasilan sebuah program. Di era global sekarang seorang kepala sekolah harus mempunyai jiwa kewirausahaan, agar bisa mencari uang untuk kemajuan sekolah, baik untuk pembangunan fisik sekolah, kesejahteraan guru maupun untuk meningkatkan mutu akademik sekolah.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :
Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
Tugas pemimpin dalam kepemimpinannya meliputi : 1. menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok, dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis dan yang benar-benar dapat dicapai. 2. meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendak mereka, mana yang realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan.
            Pemimpin yang professional adalah pemimpin yang memahami akan tugas dan kewajibannya, serta dapat menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan.


B.     Saran
Dalam menyusun makalah ini mungkin belumlah sempurna maka dari itu kami berharap untuk hendaknya memberikan kepada kami penjelasan lebih atau pemberian contoh yang jelas agar saya dapat memperbaiki makalah yang saya susun di kemudian hari.


DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin, Analisis Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, (Malang : Bumi Aksara, 1994).
            M. Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Mutiara Sumber-Sumber Benih Kecerdasan, 1981).
            Maman Ukas, Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, (Bandung : Ossa Promo, 1999).
            Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 1996).
            Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung : Alfabeta, 2005).
            Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya), (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995).


[1] Maman Ukas, Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, (Bandung : Ossa Promo, 1999) h. 253.
[2] Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 1996) h. 88.

[3] Nanag Fattah, Op. cit., h. 102..
[4] M. Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Mutiara Sumber-Sumber Benih Kecerdasan, 1981) h. …
[5] Ibid, h. 38-39.